Tentang Saya

Foto saya
Berdo'a dan bekerja keras....!!! Insya Allah cita-cita kita tercapai.
Tampilkan postingan dengan label Teknik Pemboran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Pemboran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Juni 2011

Underbalanced Drilling

yaitu pemboran dimana tekanan hidrostatik dari lumpur pemboran yang dipakai lebih kecil dari tekanan formasi sehingga akan ada influx dari formasi secara kontinyu ke permukaan dimana kondisi ini dikondisikan dengan terencana.

Manfaat underbalance drilling :

1.Menaikan penetration dan umur bit
2.Mengurangi kemungkinan drill pipe sticking
3.Meminimumkan lost circulation
4.Menaikan produktivitas sumur
5.Mengurangi dan menghindarkan keperluan stimulasi di kemudian hari
6.Mengurangi efek pencemaran ke lingkungan

Kriteria resevoir yang baik untuk operasi pemboran underbalanced :
1.Formasi-formasi yang biasanya mengalami kerusakan selama pemboran dan komplesi
2.Formasi-formasi yang cenderung terjadinya difrential sticking
3.Formasi dengan zona loss circulation atau invasi fluida selam pemboran
4.Sumur-sumur dengan macroscopic fracture yang besar
5.Reservoir dengan produksi tinggi dengan permeabilitas mulai medium sampai besar
6.Formasi yang sensitif baik batuan-fluida ataupun fluida-fluida
7.Formasi yang bila dibor secara overbalanced menghasilkan laju penetrasi yang sangat rendah

Kriteria resevoir yang kurang baik untuk operasi pemboran underbalanced :
1.Sumur-sumur yang memerlukan biaya sangat rendah bila dibor secara pemboran underbalanced
2.Reservoir-reservoir dengan permeabilitas rendah
3.Formasi tidak terkonsolidasi dengan baik
4.Stabilisasi lubang bor rendah




Download Read more...

Sabtu, 18 Juni 2011

Coring

Coring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan (core) dari formasi di bawah permukaan untuk dianalisa sifat fisik batuan secara langsung.
Sedangkan analisa core adalah kegiatan pengukuran sifat-sifat fisik batuan

yang dilakukan di laboratorium terhadap contoh batuan.Pada prinsipnya ada dua metoda coring yang umum dilakukan di lapangan, yaitu :
– Bottom Hole Coring
– Sidewall Coring

1.Bottom Hole Coring
Yaitu cara pengambilan core yang dilakukan pada waktu pemboran berlangsung. Pada metoda bottom hole coring mempergunakan core bit, sejenis pahat yang ditengahnya terbuka dan mempunyai sejenis pemotong pahat.

2.Sidewall Coring
Yaitu cara pengambilan core yang dilakukan setelah operasi pemboran selesai atau pada waktu pemboran berhenti. Pengambilan core dengan teknik sidewall coring dilakukan pada dinding dari lubang bor.
Read more...

Drilling Log

DRILLING LOG Merupakan serangkaian pencatatan data bawah permukaan yang diperoleh selama operasi pemboran berlangsung.
Pencatatan data pada proses pemboran ini berupa :

1)beban di atas pahat (WOB)
2)kecepatan putaran bit (rpm)
3)laju pemboran
4)lumpur Pemboran
5)jenis batuan formasi yang ditembus
6)problema yang terjadi, dan sebagainya.
Read more...

Selasa, 19 Januari 2010

Perforating


Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini. Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000 m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17μs). Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).


Read more...

Senin, 18 Januari 2010

Jackup rig


A jack-up rig is a type of mobile platform that is able to stand still on the sea floor, resting on a number of supporting legs. The most popular design uses 3 independent legs, although in "mat-type" jackups the legs are connected to a hull.


The supporting columns may be moved up and down by a hydraulic or electrical system. During transit, the platform floats on its hull and is typically towed to a new location by offshore tugs. Some barge type rigs are self propelled. Then the whole rig is jacked up to an "air gap" elevation safely above the expected wave heights after the supporting legs reach the seafloor (perhaps penetrating many tens of feet to obtain solid footing in the case of independent-leg jackups). Jackup rigs provide platforms that are more stable than semisubmersible platforms but can only be placed in relatively shallow waters, generally less than 400 feet (120 m) of water.
A self-contained combination drilling rig and floating barge, fitted with long support legs that can be raised or lowered independently of each other. The jackup, as it is known informally, is towed onto location with its legs up and the barge section floating on the water. Upon arrival at the drilling location, the legs are jacked down onto the seafloor, preloaded to securely drive them into the seabottom, and then all three legs are jacked further down. Since the legs have been preloaded and will not penetrate the seafloor further, this jacking down of the legs has the effect of raising the jacking mechanism, which is attached to the barge and drilling package. In this manner, the entire barge and drilling structure are slowly raised above the water to a predetermined height above the water, so that wave, tidal and current loading acts only on the relatively small legs and not the bulky barge and drilling package.


Read more...

UBD dan OBD


UBD adalah suatu teknik pemboran dimana tekanan hidrostatik lumpur pemboran lebih kecil dibandingkan tekanan formasi. Sehingga sewaktu melakukan pemboran tersebut akan ada influx dari formasi. OBD adalah kebalikan dari UBD, dimana tekanan hidrostatik lumpur pemboran lebih besar dibandingkan dengan tekanan formasi. Sehingga akan ada filtrat lumpur bor yang masuk ke formasi. Differential pressure yang biasanya digunakan adalah 100-200 psi. Untuk UBD kita harus mempunyai densitas lumpur yang lebih rendah dari pada air (= 8.33 ppg). Hal ini bisa dilakukan dengan menginjeksikan nitrogen.


Read more...

Minggu, 17 Januari 2010

Macam-macam Rig


Umumnya, rig dikategorikan menjadi dua macam menurut tempat beroperasinya:

1. Rig darat (land-rig): beroperasi di darat.
2. Rig laut (offshore-rig): beroperasi di atas permukaan air (laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta sungai).
Ada bermacam-macam offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air:

a. Swamp barge: kedalaman air maksimal 7m saja. Sangat umum dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.

b. Tender barge: mirip swamp barge tetapi di pakai di perairan yang lebih dalam.

c. Jackup rig: platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga atau empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak dasar laut. Terus badan rig akan diangkat sampai di atas permukaan air sehingga bentuknya menjadi semacam platform tetap. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semua kakinya haruslah dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung di atas permukaan air. Lalu rig ini ditarik menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi yang dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari 5m sampai 200m.

d. Drilling jacket: platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan cocok dipakai di laut tenang dan dangkal. Sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.

e. Semi-submersible rig: sering hanya disebut “semis” merupakan rig jenis mengapung. Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig jackup. Karena karakternya yang sangat stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak besar dan bercuaca buruk.

f. Drill ship: prinsipnya menaruh rig di atas sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal dikontrol oleh sistem thrusterberpengendali komputer. Dapat bergerak sendiri dan daya muatnya yang paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah terpencil atau jauh dari darat.


Read more...

Fungsi Rig


Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam.

1. Drilling rig: rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru maupun memperdalam sumur lama.
2. Workover rig: fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.


Read more...

Komponen Rig


Apa saja komponen rig ?

Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar :


1. Hoisting system: fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk dalam sistem ini.


2. Rotary system: berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor(drill bit) untuk menggali sumur.


3. Circulation system : untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shaker berfungsi untuk memisahkan solid hasil pemboran (cutting) dari lumpur; desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.


4.. Blowout prevention system: peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out preventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).

5. Power system : yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.


Read more...

Minggu, 10 Januari 2010

Alasan Pemboran Berarah


Pemboran berarah (directional drilling) adalah metode pemboran yang mengarahkan lubang bor menurut suatu lintasan tertentu ke sebuah titik target yang terletak tidak vertikal di bawah mulut sumur. Untuk menemukan jebakan hidrokarbon sebenarnya selalu diinginkan lubang yang vertikal. Alasan-alasan penggunaan directional drilling

1. Reservoir berada di bawah perkotaan, lalu lintas yang ramai, tempat-tempat bersejarah ataupun lahan perkebunan (pertanian).
Kalau dilakukan pemboran vertikal di perkotaan, perumahan serta tempat-tempat bersejarah adalah sulit karena harus dilakukan pembongkaran untuk membuat lokasi pemboran. Karena itu lokasi dibuat pada tempat-tempat yang memungkinkan kemudian pemboran diarahkan ke Reservoirnya. Begitu juga untuk daerah pertanian (perkebunan) yang subur, bila Reservoir luas sering digunakan sistem cluster (berkelompok). Dengan system ini akan menghemat pemakaian tanah untuk lokasi pemboran.


2. Reservoir hidrokarbon berada di bawah perairan yang dekat dengan daratan
Daripada membuat suatu platform atau pemboran dengan tongkang maka mendirikan menara di daratan dan pemboran diarahkan ke Reservoirnya yang berada di bawah danau adalah pertimbangan yang sangat baik dari segi teknis


Read more...

Pemeliharaan Pompa-pompa di Rig Pemboran


Pompa lumpur adalah suatu alat untuk memompakan cairan dengan mengubahtenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis. Fungsinya untuk memberikan dayahidrolis berupa tekanan dan volume aliran/debit lumpur, dengan mengalirkanlumpur dari tangki melalui manifold stand pipe masuk ke drill string, menuju ke nozzle pahat dengan mengefektifkan jet velosity-nya. Kemudian dengan tekananyang dihasilkan oleh pompa lumpur, cairan pemboran akan membawa serbuk bordari dasar lubang menuju permukaan melalui annulus. Sedangkan prinsip kerja pompa triplex single acting itu sendiri adalahdengan satu kali gerakan bolak-balik akan menghasilkan satu kali kerja. Dimanapada saat piston bergerak ke belakang terjadi langkah pengisapan sehingga liner terisi oleh cairan. Karena pompa triplex bekerja cepat maka pengisian liner dilakukan oleh pompa centrifugal sebagai super charging-nya. Sedangkan pada saat piston bergerak ke depan, maka terjadi langkah penekanan (discharge) sehingga volum cairan yang ada di salam liner terdorong keluar menuju discharge manifold.


Read more...

Pelayanan dan Fasilitas Pemboran








Pelayanan Pemboran
Pusat Sumber Daya Geologi melayani kegiatan pemboran eksplorasi yang meliputi pemboran untuk endapan batubara dan gambut, mineral logam (emas, perak, timah hitam, timah putih, dll), mineral non logam (pasir, batugamping, andesit, fosfat, dll) serta pemboran panas bumi.

Fasilitas Peralatan Pemboran dan Bengkel Alat Berat Serta Geofisika
Mesin bor Long Year 38 (Truck Mounted), Long Year 38, 34, 24, HC-28 (Skid Mounted), Koken RK-3A, OE-8BH (Skid Mounted), Tone Top 150 (Crawlwer Mounted), Tone THS-5m Skid Mounted, EDECO SD-40 (Skid Mounted), MECA BANKA, Winkie Drill, dll.Mesin Bubut CNC Cholchester Universal 650, Milling, Shaping, Gergaji, Bor, Mesin Las (TIG, MIG, Listrik, Ecetylene), Forklift 2 Ton, Crane 10 ton, dll.


Read more...

Peralatan Pemboran


Drilling string atau sering disebut rangkaian pemboran adalah serangkaian peralatan yang disususn sedemikian rupa, sehingga merupakan batang bor, seluruh peralatan ini mempunyai lubang dibagian dalamnya yang memungkinkan untuk melakukan sirkulasi fluida atau mud.
Bagian ujung terbawah dari rangkaian pemboran adalah pahat bor atau bit yang gunanya untuk mengorek atau menggerus batuan, sehingga lubang bor bertambah dalam.
Diatas pahat bor disambung dengan beberapa buah drill colar, yaitu pipa penyambung terdalam susunan rangkaian pemboran, untuk memungkinkan pencapain kedalaman tertentu, makin dalam lubang bor makin banyak jumlah drill pipe yang dibutuhkan.
Diatas drill pipe disambung dengan pipa kelly, yang bertugas meneruskan gerakan dari rotary table untuk memutar seluruh rangkaian pemboran.
Diatas kelly disambung dengan swivel yaitu sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat perpindahan gerakan putar dan gerakan diam dari system sirkulasi , fluida pemboran melalui pipa bertekanan tinggi, bagian atas dari kelly ada bail untuk dikaitkan ke HOOk supaya memungkinkan turun seluruh rangkaian pemboran.

Peralatan – peralatan lain yang melengkapi susunan rangkaian pemboran :

Bit sub
adalah sub penyambung antara pahat dengan drill colar

Float sub
adalah sub penyambung yang dipsang bit sub dan drill colar, berfungsi untuk menutup semburan /tekanan formasi kedalam rangkaian pemboran secara otomatis.

Stabilizer
adalah alat yang dipasang pada susun drill colar, yang berfungsi untuk menstabilkan arah lubang bor dan mengurangi kemungkinan terjepitnya rangkaian pemboran yang diakibatkan oleh diferensial pressure.

Kelly saver sub,
adalah alat yang dipasang dibagian ujung bawah kelly, berfungsi untuk melindungi ulir kelly agar tidak cepat ruksak.

Lower kelly cock
adalah alat yang dipasang antara kelly dan kelly saver sub, befungsi untuk alat penutup semburan /tekanan dari dalam pipa pada saat posisi kelly diatas Rotary Table.

Upper Kely cock
adalah alat yang dipasang diantara kelly dan swivel, berfunsi untuk menutup semburan/tekanan dari dalam pipa saat kelly down.


Read more...

Minggu, 03 Januari 2010

Rig Pengeboran


Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Rig pengeboran dapat berukuran:
Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi mineral
Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai.


Read more...

Lumpur Pemboran


Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).


Read more...

Mengenal Penyebab Kick & Blowout Sumur Eksplorasi Migas


Pada saat pemboran berlangsung normal, pada umumnya menggunakan metoda Overbalance Drilling, artinya di dalam lubang sumur diisi dengan lumpur yang memiliki densitas tertentu sehingga memiliki tekanan hidrostatis yang melebihi tekanan formasi (tekanan fluida pada pori batuan bawah tanah) yang ditembus, namun pada kasus yang lain terdapat pula metoda Underbalance Drilling yang biasa dipakai untuk menembus tekanan formasi yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kolom air tawar sekalipun yang dikenal dengan zona subnormal.- Hal ini dikatakan Ketua Majelis Ahli Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Dr-Ing Ir Rudi Rubiandini ketika dikonfirmasi perihal penyebab kecelakaan pengeboran di sumur eksplorasi migas di Indonesia, Rabu (9/8).Kick adalah proses merembesnya fluida formasi (minyak, gas, atau air) dari dalam tanah masuk ke lubang yang sedang dibor tanpa disengaja. Hal ini dapat terjadi ketika tekanan di dalam lubang lebih kecil dari tekanan formasi yang ditembus, yang seharusnya justru tekanan hidrostatis lumpur lebih besar dari formasi yang sedang ditembus pahat pemboran.Blowout adalah aliran fluida formasi (bawah tanah) yang tidak terkendali yang merupakan kelanjutan dari kick yang tidak terkendalikan. “Saat ini, kita kenal Surface Blowout (SBO) yang merupakan aliran tak terkendali yang sampai di atas permukaan tanah melalui lubang sumur, sedangkan Underground Blowout (UGBO) terjadi di bawah permukaan tanah dan merembes ke permukaan atau ke lapisan lain di luar lubang sumur,” kata pengamat independen bencana luapan lumpur Porong dari ITB ini.Rudi mengatakan, secara statistik sekitar 65% dari blowout yang terjadi merupakan UGBO. Dimana biaya yang diperlukan untuk pengendalian UGBO bisa dari ratusan ribu dollar sampai puluhan juta dolar. Sejarah di Indonesia pernah menghabiskan biaya sebesar 30 juta dolar di salah satu perusahaan di Kalimantan timur, dan ada pula yang sampai 60 juta dolar juga di Kalimantan timur karena terjadinya di lapangan migas di laut.
Penyebab KickPenyebab kick yang paling sering terjadi adalah dimulai dengan kejadian Lost-Circulation, yaitu masuknya sebagian lumpur pemboran kedalam formasi yang mengakibatkan kolom fluida di dalam sumur turun dan akhirnya tekanan di dalam sumur menjadi lebih kecil dari tekanan formasi, walaupun secara densitas equivalen lumpur yang dipakai sudah cukup berat.Penyebab kedua adalah menembus zona abnormal, dimana tekanan yang dimiliki formasi jauh lebih besar dari lapisan sebelumnya dan melampaui tekanan hidrostatik yang dimiliki lumpur pemboran di dalam lubang. Kasus ini akan menjadi tambah sulit ketika zona abnormal tersebut mengandung gas.Penyebab ketiga adalah terjadinya efek swabbing (sedotan) pada saat pipa pemboran ditarik ke permukaan, seperti halnya sebuah suntikan yang sedang ditarik akan menghasilkan efek menyedot, sehingga seolah-oleh tekanan hidrostatis lumpur berkurang jauh, dan pada saat sudah lebih rendah dari tekanan formasi maka akan merangsang fluida dari formasi keluar menuju lubang sumur.
Penyebab BlowoutPenyebab terjadinya blowout yaitu ketika kick tidak dapat tertanggulangi, baik karena kick datangnya terlalu cepat, atau karena operator yang terlalu lambat mengetahui, atau karena memang secara alamiah alamnya sangat ganas, misalnya zona gas yang bertekanan sangat tinggi.“Ketika blowout akhirnya terjadi, maka kecenderungan pertama akan mengakibatkan SBO, kemudian petugas biasanya akan dengan segera menutupkan Blow Out Preventer (alat yang berfungsi sebagai penyekat di permukaan), kemudian dilakukan proses Pressure Control untuk segera mengeluarkan fluida kick dengan cara memompakan lumpur yang sesuai dan membuka valve sesuai prosedur,” ujar Dosen yang sebentar lagi menjadi Guru Besar bidang pemboran ITB ini.Namun, adakalanya ketika proses pressure control dilakukan ternyata kekuatan tekanan dari bawah jauh melebihi kekuatan batuan ataupun casing di bagian atas, maka bisa terjadi UGBO.Penyebab sampai terjadinya UGBO secara teknis, pertama, akibat tekanan di dalam lubang sumur melampaui kekuatan formasi, pada saat mengeluarkan kick. Baik kick yang disebabkan oleh formasi abnormal ataupun akibat kecelakaan loss and kick.“Cara penanggulangannya ialah hentikan operasi, injeksikan lumpur berat yang sesuai, semen sebagian, dan pasang casing string tambahan,” tuturnya.Penyebab UGBO, kedua, adanya gas yang mengalir di annulus di belakang casing setelah penyemenan. Kerusakan yang terjadi biasanya sangat cepat dan ekstrim. Pilihan pengendalian blowout sangat terbatas. Kehilangan sumur ataupun platform sudah umum terjadi pada kasus ini.Menurut dia, lumpur dengan berat tertentu dibutuhkan untuk menangani skenario kecilnya perbedaan mud-weight dan formation integrity. Pengeboran selanjutnya pasti membutuhkan penambahan berat lumpur yang mungkin saja dapat melebihi formation integrity. Mud losses dapat saja langsung terjadi pada lapisan atas. Solusinya Casing atau liner harus dipasang dan disemen agar dapat mengisolasi zona-zona pada interval yang lebih dalam dan bertekanan tinggi.Ketiga, terjadi UGBO saat melakukan Sidetracking pada sumur yang sebelumnya kick, pipa seringkali tersangkut (stuck) di sebagian besar bagian openhole, terutama di bagian atas dekat dudukan casing. Sidetracking dimulai dengan menaruh dasar yang yang kokoh, seperti whipstock, untuk memulai pembelokan arah. Cara yang paling tua dan umum dilakukan adalah menggunakan cement plug pada bagian openhole di atas drillstring fish. Bagian atas cement plug kemudian dibor hingga mengenai bagian semen yang kokoh. Proses ini pada akhirnya hanya dapat menyisakan sebagian kecil semen di atas fish. Hal ini dapat mengakibatkan UGBO kembali terjadi. Skenario ini sangat berbahaya serta sulit dikendalikan,Keempat, akibat kegagalan sekat semen di annulus, problematika produksi seperti ini dapat juga mengakibatkan terjadinya UGBO selama masa produksi normal, yaitu: turunnya tekanan produksi, sementara tekanan di zona lain, baik di bawah maupun di atas zona produksi, tetap sama seperti semula. Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan antara formasi tersbut, akan mengakibatkan potensi pecahnya semen yang menjadi penyekat selama ini. Kegagalan fungsi sekat semen mengakibatakan fluida dapat mengalir secara vertikal ke atas ataupun ke bawah. Solusi yang efektif adalah Perforasi dan squeeze cementing di antara interval aliran.Kelima, kegagalan casing dapat mengakibatkan terjadinya UGBO juga. Tingkat kerusakannya merupakan fungsi dari kedalaman sumber kebocoran dan tekanan sumber aliran. Semakin dalam letak kebocoran, semakin kecil kemungkinan aliran akan menuju ke permukaan.Dia mengatakan, dari contoh-contoh tersebut menguraikan sebagian besar penyebab umum terjadinya kick dan blowout, baik SBO maupun UGBO.“Hal tersebut harus dipahami dengan seksama dan selalu dikaji secara periodik untuk meyakinkan bahwa tim pengeboran memahaminya dan memasukannya dalam perencanaan kemungkinan yang akan terjadi. Yang lebih penting lagi, gejala-gejalanya pun harus selalu diperhatikan saat pengeboran sumur berlangsung oleh setiap pelaksana pemboran untuk meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya kick maupun blowout,” imbaunya.


Read more...

Pengeboran


Di kegiatan industri migas upstream terdapat dua operasi utama yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan, yaitu pengeboran dan produksi. Keduanya menghasilkan limbah dalam volume yang signifikan. Pengelolaan lingkungan memerlukan pemahaman mengenai limbah-limbah ini dan bagaimana mereka dihasilkan.
Pengeboran (drilling) merupakan proses pembuatan lubang ke dalam tanah agar hidrokarbon yang berada di bawah tanah mengalir ke permukaan. Limbah yang dihasilkan selama pengeboran adalah batu (cutting) yang disisihkan untuk membuat lubang, fluida untuk mengangkat cutting ke permukaan, dan bahan-bahan lain yang ditambahkan ke fluida untuk mengatur sifat fluida agar sesuai dengan kondisi batuan yang akan dibor.
Produksi merupakan proses di mana hidrokarbon yang mengalir ke permukaan diolah dan digunakan. Air sering ada bersama-sama hidrokarbon. Air mengandung banyak kontaminan, mencakup hidrokarbon (terlarut dan tersuspensi) serta materi organik (seperti padatan terlarut dan tersuspensi). Sejumlah chemical juga digunakan selama produksi untuk memastikan operasi berjalan efisien.
Selama kegiatan pengeboran dan produksi, sejumlah polutan diemisikan ke udara. Sumber utama polutan adalah emisi dari combustion engine. Sumber lainnya relatif sedikit, seperti fugitive emission dan aktivitas remediasi.
PENGEBORAN
Proses pengeboran sumur minyak dan gas menghasilkan berbagai jenis limbah. Ada yang merupakan hasil samping alamiah (seperti cutting), ada juga yang berasal dari materi yang digunakan untuk mengebor sumur (seperti drilling fluid dan zat aditif).
1. Sekilas Proses Pengeboran
Sebagian besar sumur minyak dan gas dibor dengan menekankan drill bit ke batuan dan memutarnya hingga batuan hancur. Rig dan sistem pengeboran didesain untuk mengontrol bagaimana drill bit menekan batuan, bagaimana cutting disisihkan dari sumur dengan drilling fluid, dan bagaimana memisahkan cutting dari drilling fluid sehingga drilling fluid dapat digunakan kembali.
Dampak primer dari kegiatan pengeboran adalah cutting dan drillling fluid untuk mengangkat cutting dari sumur. Dampak sekundernya adalah emisi dari internal combustion engine untuk menggerakkan rig.
Selama pengeboran, fluida diinjeksikan ke drill string dan melalui lubang kecil pada drill bit. Drill bit dan lubangnya didesain agar fluida dapat membersihkan cutting dari bit. Fluida, dengan cutting yang tersuspensi di dalamnya, mengalir kembali ke permukaan melalui anulus di antara drill string dan formasi. Di permukaan, cutting dipisahkan dari fluida. Cutting kemudian ditempatkan di pit untuk pengolahan lebih lanjut dan dibuang. Sedangkan fluida diinjeksikan kembali ke drill string.
Fluida dasar (base fluid) yang umum digunakan pada proses pengeboran adalah air, lalu minyak, udara, natural gas, dan foam. Jika base fluid-nya cair (baik oil-based maupun water-based), disebut mud (lumpur). Penggunaan water-based drilling fluid sekitar 85% di seluruh dunia.
Selama proses pengeboran, sebagian mud kemungkinan masuk (lost) ke formasi di bawah tanah yang permeabel. Untuk memastikan ketersediaan mud, tambahan mud disediakan di permukaan, ditempatkan di mud pit. Ukuran mud pit bervariasi, bergantung pada kedalaman sumur. Luasnya bisa mencapai 1 acre (+ 0,4 ha) dengan kedalaman hingga 3 m. Tangki baja bisa juga digunakan untuk mud pit, khususnya untuk operasi di offshore. Pit juga digunakan untuk menyimpan persediaan air, limbah cair, cutting, rigwash, dan runoff air hujan.
Read more...