Tentang Saya

Foto saya
Berdo'a dan bekerja keras....!!! Insya Allah cita-cita kita tercapai.

Jumat, 08 Januari 2010

Produk pengolahan minyak besar


Read more...

Produk Minyak Bumi


Produk minyak bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari minyak mentah (minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak.
Menurut komposisi dan permintaan minyak mentah, pengolahan dapat memproduksi berbagai jenis produk minyak bumi. Produk minyak terbesar digunakan sebagai energi; bermacam tingkatan minyak bahan bakar dan bensin. Pengolahan juga memproduksi bahan kimia lain, beberapa diantaranya digunakan dalam proses kimia untuk membuat plastik dan bahan berguna lainnya. Sejak minyak bumi sering berisi beberapa persen sulfur, sejumlah besar sulfur juga sering diproduksi sebagai produk minyak bumi. Hidrogen dan karbon dalam bentuk arang minyak bumi juga dapat diproduksi sebagai produk minyak bumi. Produk hidrogen sering digunakan sebagai produk perantara untuk proses pengolahan minyak lainnya seperti pemecahan katalitis hidrogen (pemecahan hidro) dan hidrodesulfurisasi.


Read more...

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi


OPEC (singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries; bahasa Indonesia: Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak.
OPEC didirikan pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak. Saat itu anggotanya hanya lima negara. Sejak tahun 1965 markasnya bertempat di Wina, Austria.
Anggota
Afrika
Aljazair (1969)
Angola (1 Januari 2007)
Libya (Desember 1962)
Nigeria (Juli 1971)
Asia
Arab Saudi (negara pendiri, September 1960)
Iran (negara pendiri, September 1960)
Irak (negara pendiri, September 1960)
Kuwait (negara pendiri, September 1960)
Qatar (Desember 1961)
Uni Emirat Arab (November 1967)
Amerika Selatan
Ekuador (1973-1993, kembali menjadi anggota sejak tahun 2007)
Venezuela (negara pendiri, September 1960)
Anggota yang keluar
Gabon (keanggotaan penuh dari 1975-1995)
Indonesia (anggota dari Desember 1962-Mei 2008)
Pada Mei 2008, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan surat untuk keluar dari OPEC pada akhir 2008 mengingat Indonesia kini telah menjadi importir minyak (sejak 2003) atau net importer dan tidak mampu memenuhi kuota produksi yang telah ditetapkan.
Kemungkinan jadi anggota
Suriah, Sudan, dan Bolivia (ketiga negara ini sudah diundang oleh OPEC untuk bergabung)
Brazil (Ingin bergabung setelah ditemukan cadangan minyak yang besar di Atlantik)
Read more...

Pengertian Kilang Minyak


Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar.
Read more...

Proses Operasi di dalam Kilang Minyak


Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.


Read more...

Proses Distilasi


Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.
Read more...

Produk-produk Kilang Minyak


Produk-produk utama kilang minyak adalah:
Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak.
Minyak tanah (kerosene)
LPG (Liquified Petroleum Gas)
Minyak distilat (distillate fuel)
Minyak residu (residual fuel)
Kokas (coke) dan aspal
Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
Bahan baku petrokimia
Minyak pelumas


Read more...

Kilang Minyak di Indonesia


Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
Read more...

Chevron Buka 225 Sumur Baru untuk Dongkrak Produksi Minyak



PEKANBARU–MI:PT Chevron Pasifiq Indonesia (CPI) tahun ini membuka 225 sumur baru guna mendongkrak produksi minyak bumi perusahaan tersebut yang saat ini cenderung menurun.ulai pada 2012.
Pada tahun ini kami berusaha mengoptimalkan produksi minyak yang saat ini sudah menurun 10% atau sekitar 380 ribu barel per hari. Melalui penambahan menjadi 750 sumur diharapkan produksi setidaknya dapat tetap terjaga pada posisi tersebut, kata Manager Public Relations PT CPI Hanafi Kadir kepada Media Indonesiadi Pekanbaru, Rabu (11/3).
Pada 2008, lanjut Hanafi, produksi minyak bumi Chevron masih mencapai 408 barel per hari dengan jumlah sumur sekitar 525 unit. Namun jumlah produksi sebesar itu tidak lagi dapat dipertahankan akibat penurunan alami sebesar 15% hingga 20% yang kerap melanda sumur-sumur tua eksplorasi minyak bumi di seluruh dunia.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan kembali produksi di ladang-ladang tua tersebut, PT CPI mengambil terobosan dengan menambah sumur produksi di sejumlah blok eksplorasi.
Penambahan sumur baru itu akan dilakukan di lapangan Duri. Di samping itu, kami tetap berusaha memaksimalkan produksi di sumur-sumur tua hingga masa kontrak kami berakhir pada 2021 nanti, ujarnya.
Sementara itu, terobosan berupa injeksi surfactantatau mengambil sisa-sisa minyak bumi yang masih tertempel di pori-pori lapisan bumi akan resmi dimulai pada 2012.
Program injeksi surfactantmerupakan suatu langkah terobosan kami dalam meningkatkan produksi sekaligus kegiatan eksplorasi. Pilot project untuk program ini akan dipusatkan di ladang Minas, jelas Hanafi.
Saat ini, ujarnya, program surfactantsudah mulai memasuki tahap obeservasi terhadap potensi minyak bumi yang masih belum tergarap di ladang Minas. Ladang Minas merupakan ladang minyak terbesar yang ada di Asia Tenggara dengan jumlah kandungan produksi mencapai 9 miliar barel.
Sampai saat ini Chevron baru bisa memanfaatkan separuh dari cadangan minyak di ladang itu, kata Hanafi.(RK/OL-01)


Read more...

Produksi Sumur Minyak Sukowati

Bojonegoro - Produksi sumur minyak Sukowati di Bojonegoro diproyeksikan 57.000 barel per hari. Produksi puncak ini akan tercapai pada tahun 2011, kata Achting Field Manager Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJV), Budi Tambunan, Jumat.Pihaknya akan mencari lokasi baru di luar sumur minyak yang sudah ada di pad A di Desa Campurejo, Kecamatan Kota dan pad B di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas."Target sudah kami temukan, tinggal mencari lokasi yang tepat untuk melakukan pengeboran," katanya.Prospek potensi cadangan minyak itu dilakukan setelah melalui penelitian seismik di wilayah Blok Tuban yang masuk lapangan Sukowati. Sementara ini, baik di pad A mapun B lapangan Sukowati, masing-masing ada enam sumur minyak yang total produksinya 37.000 barel per hari.Di pad B, di Desa Ngampel, sesuai skenario, akan ditambah lagi tiga sumur minyak, yaitu Sumur 14, 15, dan 16, yang dijadwalkan pengeborannya rampung pada tahun 2010. Untuk mencapai produksi puncak 57.000 barel/hari itu, kata dia, akan ditambah lagi dengan melakukan pengeboran tiga sumur minyak yang hingga sekarang masih dicari lokasi yang tepat. "Lokasi yang masih kami cari itu, yakni untuk sumur minyak Sukowati 17, 18, dan 19," katanya menjelaskan. Budi mengatakan, "Berbagai usaha terus dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dari lapangan Sukowati."Dia lantas mencontohkan sumur minyak Sukowati 9 yang gagal berproduksi, tetap diusahakan bisa berproduksi secara ekonomis.Sumur minyak Sukowati 9 di pad A, pada awal produksi beberapa waktu lalu, hanya mampu mengeluarkan minyak 400 barel per hari. Sumur itu, kata dia, sekarang ini sedang diusahakan bisa berproduksi 1.000 barel/hari. "Kalau bisa berproduksi 1.000 barel per hari, termasuk lumayan," katanya. Masalahnya, kata dia, seluruh sumur minyak Sukowati rata-rata produksi setiap sumurnya 2.500-3.900 barel/hari. " Yang jelas tren produksi minyak dari lapangan Sukowati masih menunjukkan kecenderungan meningkat. Berbeda dengan lapangan Mudi di Tuban, dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung turun. Bahkan, 19 sumur minyak di sana hanya berproduksi 2.600 barel per hari," katanya.


Read more...

Pertamina dan Sonangol Sepakat Laksanakan Joint Study


Jajaki Peluang Kerjasama Pengelolaan Ladang Migas di Angola

Pertamina dan Sonangol (NOC dari Angola) sepakat akan mengadakan joint study bersama dari sejumlah lapangan migas yang terdapat di Angola baik onshore maupun offshore. Dan nanti hasil joint study tersebut akan menjadi dasar mana saja lapangan yang dapat dikelola secara bersama", demikian dikemukakan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan setelah mengadakan pertemuan dengan Chairman & CEO Sonangol Manuel Vicente disela-sela pertemuan tingkat menteri Negara-negara OPEC yang berlangsung 22 Desember 2009 di Luanda, Angola.Dengan produksi minyak yang mencapai 1,9 juta barrel per hari, Angola diprediksikan akan mampu memproduksi hingga diatas 2 juta barrel dalam 3 tahun mendatang. Hingga kini, sejumlah IOC seperti Total, Chevron, BP, ENI serta NOC lainnya seperti Petrobras dan Statoil sudah menjalin kerjasama dalam pengelolaan migas di Angola.Dalam rangka menjajaki kesempatan kerjasama dan guna mendukung rencana peningkatan produksi migas Pertamina di masa datang, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) selama menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) ke-155 di Luanda, Angola juga turut mendampingi Menteri ESDM Darwin Z. Saleh dalam sejumlah pertemuan bilateral dengan menteri-menteri energy dari Angola, Qatar, Irak, dan Libya. Khusus dengan Angola juga dijajaki kerjasama peningkatan kapasitas tenaga perminyakan Angola melalui joint study dan pelatihan di Indonesia. Sedangkan dengan pihak Qatar, kedua menteri juga telah sepakat untuk melakukan kerjasama untuk mensuplai dan memasok Elpiji dan LNG ke Indonesia melalui Pertamina. Produk Elpiji dari Qatar tersebut akan digunakan untuk menambah pemenuhan kebutuhan nasional terkait program konversi minyak tanah ke elpiji sedangkan produk LNG akan dipakai pada FSRU dalam hal pememuhan bahan baku listrik dan dapat pula dijajaki untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri terutama ekspansi pabrik pupuk domestic.Kehadiran Indonesia dalam pertemuan tingkat menteri Negara-neagara OPEC ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk tetap menjalin persahabatan dengan negara-negara anggota OPEC. Meskipun Indonesia sudah tidak lagi merupakan anggota penuh, Indonesia menghargai upaya OPEC untuk menjaga stabilitas pasar minyak dunia, bahkan Indonesia akan mendukung upaya OPEC dengan menjembatani antara kepentingan OPEC dan aspirasi konsumen, khususnya negara-negara berkembang.


Read more...

Profil KMI (Komunitas Migas Indonesia)


Organisasi Profesi KMI
KMI sebagai sebuah organisasi profesi multi disiplin selalu berpedoman pada nilai, visi dan misi serta strategi untuk mencapai tujuannya seperti yang telah ditetapkan dalam AD/ART organisasi. Nilai, visi dan misi serta strategi inilah yang dipakai sebagai acuan untuk kemudian diterjemahkan dalam setiap aktivitas dan kegiatan yang diadakan oleh organisasi ini.

KMI adalah organisasi yang memiliki sifat :

Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Tidak mencari keuntungan belaka.
Tidak menjalankan politik praktis.
Tidak diskriminatif.
Beragam bidang keahlian.
Mandiri, bebas lepas dari keterikatan dengan organisasi lain.
Nilai Komunitas Migas Indonesia

Dalam melaksanakan kegiatannya, Komunitas Migas Indonesia beserta anggotanya menjunjung tinggi dan melipat-gandakan nilai-nilai berikut :

Kejujuran
Keterbukaan
Kesadaran
Kesetaraan
Kemandirian
Keahlian
Kerja sama

Visi Komunitas Migas Indonesia

Organisasi profesional multi disiplin yang mandiri, berperan aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan, jujur dan ramah lingkungan.
Organisasi profesional multi disiplin yang lebih meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia guna memenangkan persaingan global.

Misi Komunitas Migas Indonesia

Melakukan pendekatan profesional multi disiplin, jujur dan beretika dalam mencari solusi terbaik.
Berupaya menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sistematis dan konsisten dalam setiap aspek kegiatannya.

Strategi Komunitas Migas Indonesia

Membangun jaringan komunikasi profesional multi disiplin melalui media virtual.
Memberi peluang yang besar kepada para profesional untuk bergabung dalam organisasi Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Mengembangkan diskusi ilmiah diantara anggota dengan penuh keterbukaan, konsisten, jujur dan beretika untuk mencapai konsensus yang terbaik.
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ilmiah secara rutin dan berkesinambungan.
Membina hubungan sinergi dengan institusi / organisasi yang berhubungan atas dasar profesionalisme yang saling menguntungkan.
Mendapatkan pengakuan secara profesional dari institusi yang berhubungan guna memperkuat kehadiran organisasi Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Mendayagunakan sumber daya serta menggali potensi yang dimiliki oleh organisasi Komunitas Migas Indonesia (KMI) dan anggota untuk mewujudkan kepentingan nasional, organisasi dan anggota.
Mengembangkan Komunitas Migas Indonesia (KMI) sebagai wadah profesional yang kuat guna menghasilkan suatu standar-standar atau kesepakatan baru dalam kaitannya dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas serta panas bumi, serta industri petrokimia dan industri pendukung lainnya.
Membantu dan mengembangkan pendidikan dan turut serta dalam proses mencetak kader-kader masa depan, khususnya di industri migas, petrokimia dan industri pendukung lainnya.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Organisasi Profesi KMI

KMI Goes to Campus : UNMUL 13 Desember 2003, KMI Kaltim.
Seminar K3 - 31 Januari 2004, KMI Kaltim & UNIBA.
KMI Goes to Campus : PetroGas Day - 28 Februari 2004, KMI Jakarta & UI.
KMI Goes to Campus : Politeknik Batam - 5 Maret 2004, KMI Batam.
Studium Generale II - 13 Maret 2004, KMI Jabar & ITB.
Reliability for Indonesia's Manufacturers and Process Plants, 27 - 28 Maret 2004, KMI Banten & SMRP USA.
KMI Goes to Campus : Universitas Internasional Batam - 16 April 2004, KMI Batam.
KMI Goes to Campus : Universitas Batam - 4 Mei 2004, KMI Batam.
KMI Goes to Campus : POLNES & UNMUL - 8 Mei 2004, KMI Kaltim.
American Association of Petroleum Geologist - 25 Mei 2004, KMI Sulsel.
KMI Goes to Campus : Process & Technology of Oil & Gas Industry - 26 Juni 2004, KMI Jabotabek & Trisakti.
Seminar HSE "Process Safety Management Improvement", 2-3 September 2004, KMI Banten & AMC Chemical Manufacturer Association SHE-MAN.
Partisipasi untuk melakukan kaji ulang RSNI.
Aksi Sosial : Banjir, Panti Asuhan, Anak Jalanan, Duka Cita, dsb.
Kerja sama antar Organisasi Profesi di Indonesia.


Read more...

Kamis, 07 Januari 2010

Element dan Proses dalam Pembentukan Hidrokarbon


Banyak orang bertanya-tanya bagaimana sih minyak itu terbentuk dan kenapa tidak semua tempat bisa punya jebakan minyak dan gas bumi? Jadi inget waktu dulu diceritain kalo di suatu tempat ada minyak bumi berarti dulu dinosaurus pernah tinggal dan mati disitu. Terus karena dinosaurus itu tertimbun dan mengalami peruraian maka berubahlah dinosaurus itu menjadi organik material dan akhirnya menjadi minyak bumi. Hmmmm…salah satu penjelasan yang masuk akal. Tapi kalo dipikir-pikir lagi kenapa cuma dinosaurus saja yang bisa jadi minyak gimana dengan yang lain???
Nah looohhh….mulailah kita berpikir lebih panjang lagi untuk bisa menjelaskan proses terbentuknya dan terjebaknya minyak dan gas bumi. Ada suatu analog yang bisa kita pakai untuk menjelaskan terjebaknya hydrocarbon. Seperti halnya membuat kue (sllluurrppp), sebelum kita bisa menikmati kue itu maka kita harus punya bahan dasar kue dan proses gimana membuat kue. Hal ini sama dengan minyak bumi, sebelum minyak terjebak maka kita perlu element atau unsur dan proses pembentuk minyak dan gas bumi.


Element atau unsur minyak bumi bisa dibagi menjadi 5 bagian.
1. Batuan induk (Source): batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik seperti batu lempung atau batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu gamping.
2. Batuan penyimpan (Reservoir): batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir dimana minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir. Atau bisa juga di batu gamping yang banyak rongga-rongganya. Intinya batu yang punya rongga dan rongga-rongga ini terhubung satu sama lain.
3. Batuan penutup (Seal): batuan yang impermeable atau batuan yang tidak gampang tembus karena berbutir sangat halus dimana butiran satu sama lain sangat rapat.
4. Migrasi (Migration): berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk dari batuan induk ke batuan penyimpan sampai dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.
5. Jebakan (Trap): bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat berkumpul.


Proses juga tidak kalah pentingnya dengan unsur penyusun minyak bumi. Kalau kita punya unsur tapi proses tidak mendukung atau sebaliknya maka minyak bumi juga tidak akan terbentuk. Proses juga bisa dibagi menjadi 5 tahap.
1. Pembentukan (Generation): Tekanan dari batuan2 di atas batuan induk membuat temperatur dan tekanan menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material organik menjadi minyak atau gas bumi.
2. Migrasi atau perpindahan (Migration): Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung berpindah dari batuan induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat jenisnya yang ringan dibandingkan air.
3. Pengumpulan (Accumulation): Sejumlah senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak dan gas bumi terkumpul.
4. Penyimpanan (Preservation): Minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba yang dapat merusak kualitas minyak).
5. Waktu (Timing): Jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan.
Nah…..kalo semuanya ini terpenuhi maka kemungkinan besar kita bisa menemukan jebakan minyak atau gas bumi.
Read more...

Geologi Minyak Bumi


Geologi minyak bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan minyak bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi dan memproduksinya. Secara umum ada dua jenis geologi minyak bumi, yaitu geologi eksplorasi minyak bumi yang mencakup pencarian minyak bumi dan geologi produksi minyak bumi. Produksi minyak bumi dalam bidang perminyakan bukan diartikan untuk membuat minyak bumi, tetapi hanyalah membuat fasilitas untuk mengalirkan minyak bumi dari bawah tanah ke atas permukaan tanah, dengan menggunakan pemboran dan pompa-pompa.
Teori keberadaan minyak bumi ada dua buah, yaitu teori organik dan teori anorganik. Teori organik sekarang ini banyak dianut oleh para ahli geologi, dimana minyak bumi dipercayai dihasilkan oleh sisa-sisa organisma yang sudah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Sedangkan teori anorganik kebanyakan berkembang di Eropa Timur dan Rusia di mana para ahli mempercayai bahwa minyak bumi dapat dihasilkan bukan dari bahan organik. Prinsip geologi minyak bumi yang sekarang umum dipakai adalah teori organik sehingga minyak bumi sering disebut bahan bakar fosil. Bila teori anorganik terbukti, maka akan muncul lagi sumber-sumber minyak bumi yang selama ini belum dieksplorasi.


Read more...

Kaltim Ambil Alih 3 Blok Migas Total Indonesie di 2017


Pemprov Kaltim berminat untuk mengambil alih pengelolaan 3 blok migas milik Total Indonesie E&P di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2017, dengan menggandeng Pertamina.


Read more...

Rabu, 06 Januari 2010

Masa Depan Sumber BBM Indonesia


Bahan bakar minyak (BBM) masih akan terus mendominasi keperluan energi Indonesia, yaitu sebesar 50 persen jenis energi final 37 persen untuk jenis energi primer, yang jumlahnya sekarang ini sudah lebih dari 1,2 juta barel per hari. Masih sulit mengganti peran minyak terutama untuk menghasilkan BBM bagi sektor transportasi.
Persediaan minyak mentah dan BBM memerlukan perhatian khusus karena sedang terjadi penguasaan sumber-sumber minyak dunia melalui akuisisi dan kontrak wilayah kerja baru oleh negara-negara besar. Hal tersebut membahayakan pasokan ke Indonesia terutama bila kapasitas produksi cadangan minyak dunia tidak cukup ditambah ketegangan politik yang bisa mengganggu negara produsen.
Cadangan terbukti minyak kita yang sebesar 4,3 miliar barel (data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi) kurang dari 0,5 persen cadangan terbukti minyak dunia yang sebesar 1.144 miliar barel.
Menurut OPEC Annual Statistical Bulletin 2004, selama 25 tahun terakhir cadangan minyak dunia telah naik sekitar 500 miliar barel atau 76 persen. Kenaikan itu pun hanya terfokus di negara-negara minyak Timur Tengah (Iran, Saudi Arabia, Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab) yang saat ini memiliki lebih dari 65 persen cadangan dunia. Sebaliknya, di negara-negara non-OPEC (Amerika Serikat, Inggeris, Norwegia dsb kecuali Rusia dan Kazakhstan) terjadi penurunan.
Data ini menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah kawasan kaya minyak setara Timur Tengah. Kenyataan ini diperkuat oleh fakta bahwa meskipun kegiatan eksplorasi migas kita cukup gencar dalam era sebelum krisis ekonomi, minyak yang ditemukan hanya mampu menggantikan minyak yang terkuras, yang membuat cadangan minyak Indonesia dari waktu ke waktu boleh dikatakan hanya konstan. Sedangkan dalam beberapa tahun terakhir malah terjadi penurunan cadangan dan produksi yang lebih cepat atau sekitar 5 persen, karena sudah mulai menemukan lapangan-lapangan besar selain menurunnya investasi sebagai dampak krisis ekonomi dan krisis politik.
Hikmah dari keadaan itu adalah kesadaran bahwa karunia kekayaan emas hitam itu seolah-olah memang diperuntukkan Tuhan kepada bangsa-bangsa di Timur Tengah. Sebetulnya karunia Tuhan untuk Indonesia adalah energi hijau, yang dihasilkan dari cahaya matahari, tanah dan air.
Sebetulnya minyak yang yang terkuras dari ladang-ladang minyak Indonesia baru 40 persen dari jumlah asalnya. Dengan cara menerapkan teknologi terbaru diperkirakan akan dapat dikuras minimal sampai 50 persen dan akan dapat memberikan tambahan cadangan terbukti menjadi dua kali dari yang sekarang ini. Teknologi eksplorasi dan produksi migas telah sangat berkembang dalam kurun waktu 1980-an dan pertengahan 1990-an.
Harga minyak sangat rendah pada saat itu (rata-rata 20 dolar AS per barel) telah mendorong upaya memangkas biaya melalui inovasi teknologi yang mampu menemukan minyak dengan biaya rendah. Sebagai keberhasilannya, biaya pencarian minyak di kawasan non-OPEC telah turun dari 25 dolar ke 5 dolar per barel. Biaya pengangkatan minyak juga turun dari 5,5 dolar menjadi 3,5 dolar. Teknologi yang ditemukan juga mampu mengungkapkan prospek-prospek minyak besar di frontier area seperti laut dalam sehingga membuat investasi di area ini menjadi menarik.
Sepanjang 1994-2004 pertumbuhan produksi dunia didominasi oleh produksi dari laut dalam dengan hampir 4 juta barel per hari, yang diperkirakan akan terus meningkat menjadi sekitar 8.5 juta barel per hari pada 2010.
Terobosan teknologi yang lebih baru banyak diterapkan untuk kawasan yang sudah tua, misalnya di Laut Utara dan Alaska. Produksi minyak Rusia bangkit lagi setelah jatuh drastis pada pasca- perestoroika berkat penerapan teknologi dan manajemen produksi yang termutakhir. Bagi kawasan yang belum sepenuhnya terjangkau oleh teknologi baru (termasuk Indonesia), teknologi baru tersebut berpeluang besar untuk pengembangan kembali lapangan-lapangan yang sudah ada secara menguntungkan, apalagi dalam suasana risiko investasi yang tinggi untuk pengembangan lapangan baru.
Berdasarkan informasi dari BP Migas, 90 persen lapangan di Indonesia sudah melewati puncak produksi. Sebanyak 69 persen dari 520 lapangan yang ada berstatus terdeplesi dan lebih dari 50 persen cadangan berada pada lapangan berukuran kecil. Lapangan-lapangan tua diperkirakan hanya mempunyai umur 7-8 tahun. Lapangan-lapangan marjinal yang jumlahnya cukup banyak menunggu untuk dieksploitasi. Produksi yang pernah mencapai lebih dari 1,5 juta barel per hari sepuluh tahun yang lalu sekarang tinggal 1 juta barel per hari.
Suatu kajian yang dilakukan IPA (Indonesian Petroleum Association) delapan tahun yang lalu meramalkan kondisi sekarang ini. Pemerintah saat itu mungkin sadar akan peringatan IPA tersebut tapi kemudian untuk melakukan strategi baru terhalang oleh krisis politik dan krisis ekonomi.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah sekarang ini untuk meningkatkan cadangan dan produksi adalah mendekati investor untuk membuka wilayah kerja baru atau yang lama, memperbaiki sistem perpajakan, menawarkan bagi hasil yang menarik. Di samping itu insentif pemakaian teknologi baru serta pemanfaatan lapangan marjinal diharapkan dapat meningkatkan gairah kegiatan perminyakan Indonesia. Hasil dari perbaikan iklim investasi dan operasi ini tentu harus ditunggu dalam kurun waktu 4-7 tahun ke depan mengingat jadwal atau siklus kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di hulu memang memerlukan waktu sedemikian. Karena itu dapat diduga bahwa pada 2006 produksi minyak Indonesia belum akan meningkat secara signifikan.
Tanpa upaya tersebut, produksi minyak Indonesia pada 2010 hanya 500 ribu barel per hari. Dengan upaya perbaikan iklim pengusahaan migas seperti disebutkan tadi, produksi pada tahun 2010 seperti diperkirakan BP Migas bisa naik menjadi 1.200-1.400 ribu barel per hari.
Dengan tingginya harga minyak maka dorongan investasi dan pengusahaan migas di hulu kelihatannya cukup besar. Penemuan cadangan besar di lapisan lebih dalam dari lapangan Cepu (Exxon Mobil), yang nota bene adalah lapangan tua, menebar harapan baru bagi investor lain untuk mendapat keuntungan yang serupa.
Empat potensi energi yang nampaknya akan digalakkan pemerintah adalah geotermal, batu bara, energi hijau dan nuklir, di samping gas dan energi baru dan terbarukan lainnya. Untuk energi transportasi di luar listrik, batu bara dan energi hijau atau biofuel adalah sumber yang cukup menjanjikan.
Pencarian batu bara sebagai sumber bahan bakar minyak sintetik dengan teknologi bersih mulai menarik pada situasi harga minyak yang tinggi ini. Kajian kelayakan oleh tekMIRA, BPPT,JCOAL, KOBELCO terhadap 3 jenis batu bara Indonesia jenis lignit (brown coal) memberikan harga jual BBM sintetik setara harga minyak mentah 23-29 dolar per barel. Ini investasi padat modal (5 miliar dolar untuk kapasitas produksi BBM 100 ribu barel per hari) yang memerlukan perlakuan khusus untuk melindungi investasi jangka panjang.
Batu bara Bangko, Sumatera Selatan dengan cadangan 2,5 miliar ton akan mampu memberikan 1 juta barel per hari BBM sintetik selama 30 tahun. Perlu dicatat bahwa cadangan terbukti batu bara Indonesia sebesar 6,9 miliar ton, terukur 12,4 miliar ton dan sumber daya 57,8 miliar ton memberikan optimisme bahwa batu bara adalah masa depan sumber BBM Indonesia.
Energi hijau adalah karunia Tuhan untuk bangsa ini, setara dengan minyak dan gas untuk bangsa-bangsa di Timur Tengah. Misalnya, satu hektare lahan dapat memberikan sekurang-kurangnya 8 ton atau 70 barel minyak kelapa sawit (CPO) per tahun. 20-30 persen komponen kelapa sawit berkategorikan bukan makanan dapat diarahkan sebagai pengganti BBM. Harga fraksi 300 dolar per ton setara dengan harga minyak 35 dolar per barel.
CPO berkualitas makanan dengan harga 400 dolar per ton, dapat diekspor sebagai pembayar impor BBM. Untuk menghasilkan 1 juta barel BBM, maka diperlukan 5 juta hektare lahan dan sekurang-kurangnya 1 juta tenaga kerja. Bayangkan bahwa sekarang terdapat 40 juta lahan kritis di Indonesia.
Read more...

Encanched Oil Recovery berdasarkan Fluida Mechanism Analysis


Sebelum menginjak pada EOR, maka ada baiknya dipahami bahasan tentang teknik reservoir. Di dalam eksplorasi maupun eksploitasi sangat memerlukan hal ini, yang dapat mengubah ke arah maksimum dari reservoir. Awal dari program reservoar didesain untuk mendapatkan minyak secara optimal dengan biaya yang seminimal mungkin dengan mendayagunakan reservoar sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Program recovery dipengaruhi oleh ukuran reservoir, ketebalan, tipe dari mekanisme drive-nya dan bagaimana tekanan reservoir dihemat untuk menjadikan recovery yang maksimum. Pada dasarnya definisi Enhanced Oil Recovery adalah suatu metode peningkatan perolehan minyak bumi dengan cara menginjeksikan material atau bahan lain ke dalam reservoir (Lake, 1989 dalam I Wayan Aris Widarmayana, 1979). Metode ini dikenal dengan nama Tertiary Recovery yang dapat dibedakan menjadi dua kategori , yaitu tahap perolehan kedua (secondary recovery) dan tahap perolehan ketiga (tertiary recovery). Metode EOR ini dilakukan setelah tahap perolehan pertama (primary recovery) tidak mampu lagi mengambil secara optimal sisa minyak yang terdapat di dalam batuan reservoir. Proses pada EOR ini meliputi beberapa prinsip yang umumnya melibatkan karakter minyak dan interaksinya terhadap batuan dan air yang terdapat di sekelilingnya. Proses-proses tersebut termasuk pengurangan gaya tegangsn sntar muka, emulsifikasi minyak dan air, pengurangsn viskositas driving fluid dan oil oveling (William, D.B., 1993, dalam IWayan Widarmayana, 1997).Seandainya yang digunakan adalah metode recovery berupa waterflood, perubahan sifat wettability akan menyebabkan perubahan efisiensi perolehan minyak. Salah satu cara untuk mengetahui pengaruh wettability terhadap efisiensi perolehan minyak adalah dengan tes waterflood. Adapun prosedur dari tes waterflood pada core adalah sebagai berikut :• Menjenuhi core dengan air formasi untuk menentukan permeabilita core terhadap air formasi.• Mengalirkan minyak ke dalam core sampai kejenuhan minyak awal (Soi) mencapai 70 % - 80 % serta produksi air formasi berakhir.• Mengalirkan air formasi dengan tekanan tetap (50 psi, untuk mencegah terjadinya end-effects ).• Menghitung permeabilitas relatif.Di dalam aplikasi secara langsung, wettability digunakan untuk menentukan teknik perolehan minyak sekunder ataupun tersier melalui injeksi ke dalam reservoir. Pada batuan yang bersifat water-wet seharusnya menggunakan teknik waterflooding, sedangkan batuan yang bersifat oil-wet sebaiknya menggunakan teknik stem flooding. Adapun sifat-sifat reservoir pada kodisi awal diperlukannya recovery kedua antara lain :- Kejenuhsn minyak dalam lubang rendah.- Vikositas dari minyak tinggi.- Formasi volume factor pada minyak rendah.- Tegangan permukaan pada minyak tinggi.- Tegangan antar muka antara minyak dan air tinggi.- Awal perbedaan tekanan atau distribusi kejenuhan yang berhubungan dengan sifat alami batuan.Rendahnya kejenuhan minyak disebabkan oleh kejenuhan gas yang bebas semakin tinggi, kenaikan dari viskositas minyak menyebabkan hilangnya mobilitas minyak dan mengurangi kejenuhan minyak. Sedangkan untuk injeksi air atau gas perlu memperhatikan Model Hysterisis. Hal ini dikarenakan perpindahan minyak oleh air atau gas yang dialirkan adalah kombinasi dari imbibisi dan proses drainase yang terjadi dalam tiga fase aliran. Kunci mekanisme dalam meningkatkan efisiensi penyapuan atau dalam profile flooding control adalah proses terjebaknya gas dalam reservoir. Dalam reservoir water wet dan reservoir yang adanya mixed wettability, jebakan fase nonwetting oleh tekanan kapiler mengurangi pemisahan gas. Pada waktu yang sama, sisa minyak setelah waterflooding dapat dipindahkan oleh proses entrapment (adanya penjebakan hidrokarbon setempat-setempat atau dikontinuitas dari pendesakan saat injeksi fluida tidak maksimal).Peningkatan perolehan minyak dapat dicapai jika aliran gas tepat pada reservoir tertentu yang diinjeksi, dalam selang seling diisi dengan air. Kejenuhan gas yang lebih tinggi ditujukan ada proses waterflooding, jumlah yang banyak dari gas yang dijebak ke atas dalam jumlah pasti yang dicirikan pada macam-macam property yang diberikan reservoir. Jadi volume gas injeksi yang tersimpan dalam alur perpindahan seharusnya lebih dari cukup untuk membentuk kejenuhan gas yang digunakan untuk alur injeksi air berikutnya. Daftar PustakaAris Widaryamana , I.W., 1997, Karya Skripsi : Pengaruh Tekstur dan Komposisi Mineral Batupasir Sebagai Batuan Reservoar Terhadap Unjuk Kerja Pendeakan Minyak Dalam Rangka Enhanced Oil Recovery, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universtas Gadjah Mada, Yogyakarta. EOR/General Petroleum Engineering, 1992, Capilarry Pressure and Initial Water Saturation, Chevron Formation Evaluation Seminar, Laguna Beach, California.


Read more...

Minggu, 03 Januari 2010

Rig Pengeboran


Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Rig pengeboran dapat berukuran:
Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi mineral
Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai.


Read more...

Peranan dan Manfaat Eksplorasi Hidrokarbon


Hidrokarbon merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai peranan dapat meningkatkan kemajuan Bangsa Indonesia khususnya pada eksplorasi MIGAS. Manfaat hidrokarbon sangatlah banyak sekali, tapi sayangnya juga banyak efek negatifnya. Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, dimana umumnya setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan apabila ditemukan kandungan minyak bumi yang cukup komersial, maka kegiatan itu akan dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi tersebut. Namun kegiatan eksplorasi tidak berhenti melainkan terus berjalan seiring dengan kegiatan eksploitasi yang dilaksanakan dengan harapan dapat dilakukan pengembangan zona hidrokarbon yang lebih luas ataupun kearah yang lebih dalam pada sumur pemboran. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ini membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit jumlahnya.
Oleh sebab itu, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang akurasiya berkualitas tinggi. Disetiap survey bawah permukaan yang nantinya mampu memberikan gambaran-gambaran tentang keadaan dibawah permukaan daerah tersebut. Salah satu data yang dapat diperoleh pada saat kegiatan ini adalah data Well Logging, dimana data ini memberikan hasil rekaman dari kedalaman lapisan bawah permukaan, serta dapat membantu menggambarkan urutan litologi batuan pada setiap lubang bor. Data disajikan dalam bentuk kurva-kurva log yang dapat menggambarkan sifat dan karakteristik batuan yang berada di bawah permukaan (subsurface). Selain itu kurva-kurva ini juga dapat menginformasikan peranan dan manfaat jenis fluida yang terkandung pada batuan itu. Untuk memahami kurva-kurva tersebut, seorang geophysicsist dan geologist dituntut untuk dapat mengungkapkan keberadaan dari Hidrokarbon yang terkurung dibawah permukaan bumi.
Hingga kini belum ada penyelesaiaan lain selain mengebor suatu sumur untuk memastikan ada tidaknya kandungan hidrokarbon dibawah tanah, setiba di lapangan sumur, para operator logging meluruskan letak kendaraan logging segaris dengan sumbu sumur, menggelarkan kabel logging melalui roda katrol bawah dan atas, dan menyambungkan alat alat logging. Insinyur logging melakukan pemeriksaan dan kaliberasi permukaan, kemudian rangkaian logging alat logging diturunkan kedasar sumus secepat mungkin dengan pertimbangan kondisis sumur. Setelah sampai didasar sumur, kalibrasi alat sekali lagi dilakukan, skala skla pembacaan diatur, dan kabel logging mulai ditarik keluar, maka mulailah proses logging. Kecepatan survey diatur konstan antara 1800 s/d 6000ft/hr, tergantung jenis alat logging.
Pada saat mengadakan pemboran dan selama pemboran berlangsung, selalu melibatkan lumpur pemboran yang sering disebut sebagai mud drilling ,yang mempunyai tekanan hidrostatis lebih besar dari pada tekanan formasi pada kedalaman tertentu. Hal ini dipergunakan untuk Menstabilkan tekanan formasi yang ada di bawah permukaan, dimana tekanan lumpur yang ada di dalam annulus (Pm) harus dijaga agar selalu lebih besar dari tekanan hidrostatik cairan di dalam pori-pori formasi (Pr) guna menghindari terjadinya blow out. Blow out ini merupakan salah satu akibat tidak seimbangnya tekanan formasi dengan tekanan lumpur pemboran dimana tekanan formasi (Pr) lebih besar daripada tekanan lumpur pemboran (Pm), sehingga lumpur didesak kembali keluar oleh tekanan formasi yang menyebabkan terjadinya semburan dari dalam lubang bor. Sedangkan jika perbedaan tekanan Pm dan Pr dimana Pm lebih besar daripada Pr yang biasanya beberapa ratus psi, akan mendesak cairan pemboran ke dalam formasi, sehingga partikel-partikel padat lumpur tertahan pada formasi di dinding lubang pemboran dan membentuk kerak lumpur (mud cake) yang mengakibatkan diameter lubang bor lebih kecil daripada diameter sebenarnya (diameter pahat bor). Selain itu sebagai pelumas mata bor, peredam panas saat berlangsungnya pengeboran.
Cairan yang menembus mud cake yang biasanya disebut filtrasi lumpur (mud filtrate) ini, akan melewati formasi dan mendesak kembali cairan reservoir ke arah dalam formasi sehingga membentuk daerah-daerah yang berisi mud filtrate dan cairan reservoir yang dikenal dengan zona rembesan. Tingkat filtrasi lumpur ini dapat dibaca dari catatan air yang hilang (water loss) pada kepala log (log heading) dalam satuan cc. Kemudian Prinsip kerja metoda induksi ini adalah berupa sonde yang terdiri dari 2 set kumparan yang disusun dalam batangan fiberglass non konduktif. Dalam hukum fisika diketahui jika sebuah kumparan dialirkan arus listrik bolak-balik, maka akan timbul suatu arus dalam kumparan tersebut. Arus listrik yang mengalir dalam kumparan alat induksi ini menimbulkan medan magnet di sekelilong sonde yang menghasilkan arus Eddy (Eddy Current). Arus Eddy sendiri pada gilirannya akan menghasilkan medan magnet yang dapat dideteksi oleh kumparan penerima.
Besarnya kekuatan arus pada penerima ini akan sebanding dengan arus Eddy dan juga akan sebanding dengan induktivitas formasi. Pada dasarnya, peranan fungsi arus listrik dapat dengan mudah melewati formasi jika formasi tersebut mengandung fluida dan hidrokarbon yang bersifat konduktif dan memiliki manfaat besar. Apapun permasalahannya, penemuan sumber energi baru baik dari fosil maupun non-fosil dapat segera terselesaikan. Sehingga krisis energi di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya tidak berlarut-larut. Sehingga permasalahan ini tidak akan menghasilkan dampak krisis sosial yang negatif yang mana pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh segi bidang kehidupan termasuk dalam hal pembukaan lowongan cari kerja baru untuk masyarakat.


Read more...

Komposisi Minyak Bumi


Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga.
Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur.
Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50 %.
Komponen HidrokarbonPerbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon : 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas tiga golongan, yaitu :
golongan parafinik
golongan naphthenik
golongan aromatik
sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.
Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garam anorganik (sebagai suspensi koloidal).
Senyawaan SulfurCrude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
Senyawaan OksigenKandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
Senyawaan NitrogenUmumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
Konstituen MetalikLogam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi.
Setiap trayek titik didih disebut “Fraksi”, misal :
0-50°C : Gas50-85°C : Gasoline85-105°C : Kerosin105-135°C : Solar> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)
Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.
Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya menjadi empat jenis, yaitu :
Parafin
Olefin
Naften
Aromat
Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda.
Read more...

Batuan Beku


Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite


Read more...

Batuan Sedimen


sedimentary rocks atau sering disebut Batuan Sediment Batuan sedimen terbentuk secara alamiah di permukaan Bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan mengeras menjadi batuan. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air, angin atau es. Sebagian besar batuan sedimen memperlihatkan ciri perlapisan. Walaupun hanya 5% kerak Bumi dibangun oleh batuan sedimen, namun 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen. Batuan sedimen diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu :
batuan sedimen klastik, yang berasal dari fragmen-fragmen batuan sebelumnya;
batuan sedimen kimiawi, yang terbentuk biasanya di laut atau di danau dari presipitasi bahan mineral yang terlarut;
batuan sedimen organik, yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya fosil dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Yang paling umum dari batuan sedimen klastik adalah batupasir dan batulempung. Batupasir terbentuk dari pasir dan batulempung berasal bahan batuan yang lebih halus (lumpur atau lempung). Batupasir dan batulempung terbentuk dari fragmen-fragmen yang dibawa angin, air, sungai, arus laut dan glacier. Pasir biasanya diendapkan sebagai dunes di padang pasir; atau sebagai endapan sungai dan endapan pantai. Sedangkan lempung yang lebih halus cendrung berada lebih lama mengapung di air laut dan akan mengendap pada suasana yang lebih tenang, seperti di dasar laut dalam atau di dasar danau. Tumpukan bahan endapan ini akan membebani dan menekan lapisan di bawahnya menjadi lebih kompak. Endapan kemudian saling merekat membentuk batuan keras.
Batuan sedimen kimiawi yang paling umum disebut sebagai batuan evaporit, karena terbentuk dari proses penguapan air laut atau air danau. Bahan-bahan batuan yang terlarut di dalam air akan mengkristal membentuk mineral seperti gipsum dan halit. Gipsum adalah bahan mineral industri yang dipakai sabagai bahan plester; halit adalah bahan dasar garam dapur.
Yang paling umum dari batuan sedimen organik adalah batugamping (limestone). Binatang laut seperti koral dan moluska memiliki cangkang yang terbuat dari bahan kalsium karbonat (CaCO3). Bila binatang-binatang itu mati, cangkangnya akan teronggok ke dasar laut dan membentuk tumpukan tebal kalsium karbonat. Tumpukan kalsium karbonat ini akan memadat dan merekat menbentuk batu gamping. Cangkang binatang atau tumbuhan yang terawetkan menjadi batuan ini diesebut fosil. Batubara termasuk batuan sedimen organik.


Read more...

Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.



Link: http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_metamorf Read more...

Well Testing


Well testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya lebih akurat dalam jangka panjang.

TujuannyaUntuk memastikan apakah sumur akan mengalir dan berproduksi.
Untuk mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan kualitasnya.
Untuk memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan berapa lama akan menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis dengan cara memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini disebut buildup test. Jika reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini disebut drawdown test.
Read more...

Oil Recovery


Apa yang dimaksud dengan Enhanced Oil Recovery?
EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR yang umum:
Teknik termal: menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi. Merupakan teknik EOR yang paling popular. Seringnya menggunakan air panas (water injection) atau uap air (steam injection).
Teknik chemical: menginjeksikan bahan kimia berupa surfactant atau bahan polimer untuk mengubah properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak dapat lebih mudah mengalir.
Proses miscible: menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas nitrogen.


Read more...

Lumpur Pemboran


Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).


Read more...

Mengenal Penyebab Kick & Blowout Sumur Eksplorasi Migas


Pada saat pemboran berlangsung normal, pada umumnya menggunakan metoda Overbalance Drilling, artinya di dalam lubang sumur diisi dengan lumpur yang memiliki densitas tertentu sehingga memiliki tekanan hidrostatis yang melebihi tekanan formasi (tekanan fluida pada pori batuan bawah tanah) yang ditembus, namun pada kasus yang lain terdapat pula metoda Underbalance Drilling yang biasa dipakai untuk menembus tekanan formasi yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kolom air tawar sekalipun yang dikenal dengan zona subnormal.- Hal ini dikatakan Ketua Majelis Ahli Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Dr-Ing Ir Rudi Rubiandini ketika dikonfirmasi perihal penyebab kecelakaan pengeboran di sumur eksplorasi migas di Indonesia, Rabu (9/8).Kick adalah proses merembesnya fluida formasi (minyak, gas, atau air) dari dalam tanah masuk ke lubang yang sedang dibor tanpa disengaja. Hal ini dapat terjadi ketika tekanan di dalam lubang lebih kecil dari tekanan formasi yang ditembus, yang seharusnya justru tekanan hidrostatis lumpur lebih besar dari formasi yang sedang ditembus pahat pemboran.Blowout adalah aliran fluida formasi (bawah tanah) yang tidak terkendali yang merupakan kelanjutan dari kick yang tidak terkendalikan. “Saat ini, kita kenal Surface Blowout (SBO) yang merupakan aliran tak terkendali yang sampai di atas permukaan tanah melalui lubang sumur, sedangkan Underground Blowout (UGBO) terjadi di bawah permukaan tanah dan merembes ke permukaan atau ke lapisan lain di luar lubang sumur,” kata pengamat independen bencana luapan lumpur Porong dari ITB ini.Rudi mengatakan, secara statistik sekitar 65% dari blowout yang terjadi merupakan UGBO. Dimana biaya yang diperlukan untuk pengendalian UGBO bisa dari ratusan ribu dollar sampai puluhan juta dolar. Sejarah di Indonesia pernah menghabiskan biaya sebesar 30 juta dolar di salah satu perusahaan di Kalimantan timur, dan ada pula yang sampai 60 juta dolar juga di Kalimantan timur karena terjadinya di lapangan migas di laut.
Penyebab KickPenyebab kick yang paling sering terjadi adalah dimulai dengan kejadian Lost-Circulation, yaitu masuknya sebagian lumpur pemboran kedalam formasi yang mengakibatkan kolom fluida di dalam sumur turun dan akhirnya tekanan di dalam sumur menjadi lebih kecil dari tekanan formasi, walaupun secara densitas equivalen lumpur yang dipakai sudah cukup berat.Penyebab kedua adalah menembus zona abnormal, dimana tekanan yang dimiliki formasi jauh lebih besar dari lapisan sebelumnya dan melampaui tekanan hidrostatik yang dimiliki lumpur pemboran di dalam lubang. Kasus ini akan menjadi tambah sulit ketika zona abnormal tersebut mengandung gas.Penyebab ketiga adalah terjadinya efek swabbing (sedotan) pada saat pipa pemboran ditarik ke permukaan, seperti halnya sebuah suntikan yang sedang ditarik akan menghasilkan efek menyedot, sehingga seolah-oleh tekanan hidrostatis lumpur berkurang jauh, dan pada saat sudah lebih rendah dari tekanan formasi maka akan merangsang fluida dari formasi keluar menuju lubang sumur.
Penyebab BlowoutPenyebab terjadinya blowout yaitu ketika kick tidak dapat tertanggulangi, baik karena kick datangnya terlalu cepat, atau karena operator yang terlalu lambat mengetahui, atau karena memang secara alamiah alamnya sangat ganas, misalnya zona gas yang bertekanan sangat tinggi.“Ketika blowout akhirnya terjadi, maka kecenderungan pertama akan mengakibatkan SBO, kemudian petugas biasanya akan dengan segera menutupkan Blow Out Preventer (alat yang berfungsi sebagai penyekat di permukaan), kemudian dilakukan proses Pressure Control untuk segera mengeluarkan fluida kick dengan cara memompakan lumpur yang sesuai dan membuka valve sesuai prosedur,” ujar Dosen yang sebentar lagi menjadi Guru Besar bidang pemboran ITB ini.Namun, adakalanya ketika proses pressure control dilakukan ternyata kekuatan tekanan dari bawah jauh melebihi kekuatan batuan ataupun casing di bagian atas, maka bisa terjadi UGBO.Penyebab sampai terjadinya UGBO secara teknis, pertama, akibat tekanan di dalam lubang sumur melampaui kekuatan formasi, pada saat mengeluarkan kick. Baik kick yang disebabkan oleh formasi abnormal ataupun akibat kecelakaan loss and kick.“Cara penanggulangannya ialah hentikan operasi, injeksikan lumpur berat yang sesuai, semen sebagian, dan pasang casing string tambahan,” tuturnya.Penyebab UGBO, kedua, adanya gas yang mengalir di annulus di belakang casing setelah penyemenan. Kerusakan yang terjadi biasanya sangat cepat dan ekstrim. Pilihan pengendalian blowout sangat terbatas. Kehilangan sumur ataupun platform sudah umum terjadi pada kasus ini.Menurut dia, lumpur dengan berat tertentu dibutuhkan untuk menangani skenario kecilnya perbedaan mud-weight dan formation integrity. Pengeboran selanjutnya pasti membutuhkan penambahan berat lumpur yang mungkin saja dapat melebihi formation integrity. Mud losses dapat saja langsung terjadi pada lapisan atas. Solusinya Casing atau liner harus dipasang dan disemen agar dapat mengisolasi zona-zona pada interval yang lebih dalam dan bertekanan tinggi.Ketiga, terjadi UGBO saat melakukan Sidetracking pada sumur yang sebelumnya kick, pipa seringkali tersangkut (stuck) di sebagian besar bagian openhole, terutama di bagian atas dekat dudukan casing. Sidetracking dimulai dengan menaruh dasar yang yang kokoh, seperti whipstock, untuk memulai pembelokan arah. Cara yang paling tua dan umum dilakukan adalah menggunakan cement plug pada bagian openhole di atas drillstring fish. Bagian atas cement plug kemudian dibor hingga mengenai bagian semen yang kokoh. Proses ini pada akhirnya hanya dapat menyisakan sebagian kecil semen di atas fish. Hal ini dapat mengakibatkan UGBO kembali terjadi. Skenario ini sangat berbahaya serta sulit dikendalikan,Keempat, akibat kegagalan sekat semen di annulus, problematika produksi seperti ini dapat juga mengakibatkan terjadinya UGBO selama masa produksi normal, yaitu: turunnya tekanan produksi, sementara tekanan di zona lain, baik di bawah maupun di atas zona produksi, tetap sama seperti semula. Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan antara formasi tersbut, akan mengakibatkan potensi pecahnya semen yang menjadi penyekat selama ini. Kegagalan fungsi sekat semen mengakibatakan fluida dapat mengalir secara vertikal ke atas ataupun ke bawah. Solusi yang efektif adalah Perforasi dan squeeze cementing di antara interval aliran.Kelima, kegagalan casing dapat mengakibatkan terjadinya UGBO juga. Tingkat kerusakannya merupakan fungsi dari kedalaman sumber kebocoran dan tekanan sumber aliran. Semakin dalam letak kebocoran, semakin kecil kemungkinan aliran akan menuju ke permukaan.Dia mengatakan, dari contoh-contoh tersebut menguraikan sebagian besar penyebab umum terjadinya kick dan blowout, baik SBO maupun UGBO.“Hal tersebut harus dipahami dengan seksama dan selalu dikaji secara periodik untuk meyakinkan bahwa tim pengeboran memahaminya dan memasukannya dalam perencanaan kemungkinan yang akan terjadi. Yang lebih penting lagi, gejala-gejalanya pun harus selalu diperhatikan saat pengeboran sumur berlangsung oleh setiap pelaksana pemboran untuk meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya kick maupun blowout,” imbaunya.


Read more...

Pengeboran


Di kegiatan industri migas upstream terdapat dua operasi utama yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan, yaitu pengeboran dan produksi. Keduanya menghasilkan limbah dalam volume yang signifikan. Pengelolaan lingkungan memerlukan pemahaman mengenai limbah-limbah ini dan bagaimana mereka dihasilkan.
Pengeboran (drilling) merupakan proses pembuatan lubang ke dalam tanah agar hidrokarbon yang berada di bawah tanah mengalir ke permukaan. Limbah yang dihasilkan selama pengeboran adalah batu (cutting) yang disisihkan untuk membuat lubang, fluida untuk mengangkat cutting ke permukaan, dan bahan-bahan lain yang ditambahkan ke fluida untuk mengatur sifat fluida agar sesuai dengan kondisi batuan yang akan dibor.
Produksi merupakan proses di mana hidrokarbon yang mengalir ke permukaan diolah dan digunakan. Air sering ada bersama-sama hidrokarbon. Air mengandung banyak kontaminan, mencakup hidrokarbon (terlarut dan tersuspensi) serta materi organik (seperti padatan terlarut dan tersuspensi). Sejumlah chemical juga digunakan selama produksi untuk memastikan operasi berjalan efisien.
Selama kegiatan pengeboran dan produksi, sejumlah polutan diemisikan ke udara. Sumber utama polutan adalah emisi dari combustion engine. Sumber lainnya relatif sedikit, seperti fugitive emission dan aktivitas remediasi.
PENGEBORAN
Proses pengeboran sumur minyak dan gas menghasilkan berbagai jenis limbah. Ada yang merupakan hasil samping alamiah (seperti cutting), ada juga yang berasal dari materi yang digunakan untuk mengebor sumur (seperti drilling fluid dan zat aditif).
1. Sekilas Proses Pengeboran
Sebagian besar sumur minyak dan gas dibor dengan menekankan drill bit ke batuan dan memutarnya hingga batuan hancur. Rig dan sistem pengeboran didesain untuk mengontrol bagaimana drill bit menekan batuan, bagaimana cutting disisihkan dari sumur dengan drilling fluid, dan bagaimana memisahkan cutting dari drilling fluid sehingga drilling fluid dapat digunakan kembali.
Dampak primer dari kegiatan pengeboran adalah cutting dan drillling fluid untuk mengangkat cutting dari sumur. Dampak sekundernya adalah emisi dari internal combustion engine untuk menggerakkan rig.
Selama pengeboran, fluida diinjeksikan ke drill string dan melalui lubang kecil pada drill bit. Drill bit dan lubangnya didesain agar fluida dapat membersihkan cutting dari bit. Fluida, dengan cutting yang tersuspensi di dalamnya, mengalir kembali ke permukaan melalui anulus di antara drill string dan formasi. Di permukaan, cutting dipisahkan dari fluida. Cutting kemudian ditempatkan di pit untuk pengolahan lebih lanjut dan dibuang. Sedangkan fluida diinjeksikan kembali ke drill string.
Fluida dasar (base fluid) yang umum digunakan pada proses pengeboran adalah air, lalu minyak, udara, natural gas, dan foam. Jika base fluid-nya cair (baik oil-based maupun water-based), disebut mud (lumpur). Penggunaan water-based drilling fluid sekitar 85% di seluruh dunia.
Selama proses pengeboran, sebagian mud kemungkinan masuk (lost) ke formasi di bawah tanah yang permeabel. Untuk memastikan ketersediaan mud, tambahan mud disediakan di permukaan, ditempatkan di mud pit. Ukuran mud pit bervariasi, bergantung pada kedalaman sumur. Luasnya bisa mencapai 1 acre (+ 0,4 ha) dengan kedalaman hingga 3 m. Tangki baja bisa juga digunakan untuk mud pit, khususnya untuk operasi di offshore. Pit juga digunakan untuk menyimpan persediaan air, limbah cair, cutting, rigwash, dan runoff air hujan.
Read more...